MAMASA, SUMARORONG POST - Keberadaan puluhan personil TNI dalam pengamanan aksi unjuk rasa di Mamasa, Sulawesi Barat, sejak pekan lalu diprotes massa pendukung mantan Bupati Mamasa, Obed Nego Depparinding. Pendukung Obed menilai tidak ada alasan kuat bagi TNI bersenjata hadir dan terlibat langsung mengamankan pengunjuk rasa.
Kehadiran TNI bersenjata yang memasang badan di hadapan massa pengunjuk rasa justru akan menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat. Koordinator Lapangan massa pendukung Obed Nego Depparinding, Yusuf Rahmat menyatakan keberatan dengan hadirnya puluhan personil TNI bersenjata dalam mengamankan aksi unjuk rasa di kabupaten Mamasa.
"Ada apa TNI pasang badan di depan pengunjuk rasa, Mamasa tidak dalam situasi perang, bukan situasi darurat dan tak ada kerusuhan. Mereka justru menciptakan rasa ketakutan buat warga, " ujar Yusuf Rahmat, Senin (20/2/2012).
Yusuf berharap pimpinan TNI segera bersikap dan mengevaluasi keberadaan pasukan pengamanan TNI di Mamasa. Menurut Yusuf, pengamanan aksi unjuk rasa di Mamasa cukup dilakukan satuan brimob dan polisi setempat tanpa harus mengerahkan pasukan TNI.
Dihubungi terpisah, Danramil Polewali Mamasa, Letkol ARM Yudhi Murfi membantah adanya pengerahan pasukan TNI di Mamasa dalam pengamanan aksi massa. Menurut Yudhi anggota TNI yang ada di Mamasa adalah anggota organik murni anggota Kodim Polmas yang memiliki tugas pemberdayaan wilayah pertahanan darat di wilayah tanggungjawabnya di Polewali dan Mamasa.
Yudhi menegaskan, pasukan TNI dari Kodim Polmas tidak mungkin hanya berdiam diri. Yudhi mengatakan, sesuai amanat UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 peran TNI adalah melaksanakan tugas operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OSMP) seperti membantu Pemda dan Polisi. "Kehadiran anggota Kodim di wilayah tugasnya masing-masing adalah bagian tanggungjawab pengamanan wilayah," ujar Yudhi dalam pesan singkat kepada Kompas.com.
Kehadiran TNI bersenjata yang memasang badan di hadapan massa pengunjuk rasa justru akan menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat. Koordinator Lapangan massa pendukung Obed Nego Depparinding, Yusuf Rahmat menyatakan keberatan dengan hadirnya puluhan personil TNI bersenjata dalam mengamankan aksi unjuk rasa di kabupaten Mamasa.
"Ada apa TNI pasang badan di depan pengunjuk rasa, Mamasa tidak dalam situasi perang, bukan situasi darurat dan tak ada kerusuhan. Mereka justru menciptakan rasa ketakutan buat warga, " ujar Yusuf Rahmat, Senin (20/2/2012).
Yusuf berharap pimpinan TNI segera bersikap dan mengevaluasi keberadaan pasukan pengamanan TNI di Mamasa. Menurut Yusuf, pengamanan aksi unjuk rasa di Mamasa cukup dilakukan satuan brimob dan polisi setempat tanpa harus mengerahkan pasukan TNI.
Dihubungi terpisah, Danramil Polewali Mamasa, Letkol ARM Yudhi Murfi membantah adanya pengerahan pasukan TNI di Mamasa dalam pengamanan aksi massa. Menurut Yudhi anggota TNI yang ada di Mamasa adalah anggota organik murni anggota Kodim Polmas yang memiliki tugas pemberdayaan wilayah pertahanan darat di wilayah tanggungjawabnya di Polewali dan Mamasa.
Yudhi menegaskan, pasukan TNI dari Kodim Polmas tidak mungkin hanya berdiam diri. Yudhi mengatakan, sesuai amanat UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 peran TNI adalah melaksanakan tugas operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OSMP) seperti membantu Pemda dan Polisi. "Kehadiran anggota Kodim di wilayah tugasnya masing-masing adalah bagian tanggungjawab pengamanan wilayah," ujar Yudhi dalam pesan singkat kepada Kompas.com.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar