MAMASA CYBER NEWS - Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, AKBP I Made Suardana, memastikan kondisi wilayahnya masih kondusif walaupun aksi unjukrasa terus bergulir setelah mantan Bupati Mamasa, Obednego Depparinding, bebas dari jeratan korupsi.
"Memang benar gelombang aksi unjukrasa yang dilakukan pendukung Obednego Depparinding dalam beberapa hari terakhir terus bermunculan. Namun, para demonstran yang berunjukrasa di depan kantor Bupati Mamasa tidak ada yang berbuat anarkis," demikian keterangan I Made Suardana melalui telepon selulernya dari Mamasa, Sabtu.
Ia mengatakan, para demonstran menuntut agar Obed Negodepparinding yang sempat diberhentikan karena dugaan kasus korupsi untuk dikembalikan pada jabatannya karena secara sah dinyatakan tidak bersalah, setelah lahir amar putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung Nomor 186.PK/Pid.Sus/2011.
"PK Obednego Depparinding bersama 23 anggota DPRD Mamasa periode 2004-2009 itu dinyatakan bebas. Makanya, massa menuntut agar Obednego yang diberhentikan dan enam anggota DPRD yang sempat di PAW dikembalikan pada jabatannya," katanya.
Ia mengatakan, pendudukan kantor bupati Mamasa tidak menghambat roda pemerintahan di daerah hasil pemekaran Kabupaten Polman.
"Para pegawai masih bekerja normal seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada yang terhambat," katanya.
I Made menyampaikan, jumlah personel yang dilibatkan saat ini bertambah, terdiri atas anggota Bragade Mobil (Brimob) Polda Sulselbar sebanyak satu kompi atau setara 130 orang.
Selain itu, kata dia, ada pula bantuan personel dari Polres Polewali Mandar, Polres Majene, Polres Mamasa dan Polres Mamuju Utara.
Selain itu, kata dia, dukungan bantuan pengamanan dari aparat TNI, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) berjumlah 100 personel, dan ada anggota Polres Mamasa yang jumlahnya sekitar 240 orang.
"Jadi, total aparat yang bertugas melakukan pengamanan telah menjadi 700 kekuatan," demikian AKBP I Made Suardana.
"Memang benar gelombang aksi unjukrasa yang dilakukan pendukung Obednego Depparinding dalam beberapa hari terakhir terus bermunculan. Namun, para demonstran yang berunjukrasa di depan kantor Bupati Mamasa tidak ada yang berbuat anarkis," demikian keterangan I Made Suardana melalui telepon selulernya dari Mamasa, Sabtu.
Ia mengatakan, para demonstran menuntut agar Obed Negodepparinding yang sempat diberhentikan karena dugaan kasus korupsi untuk dikembalikan pada jabatannya karena secara sah dinyatakan tidak bersalah, setelah lahir amar putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung Nomor 186.PK/Pid.Sus/2011.
"PK Obednego Depparinding bersama 23 anggota DPRD Mamasa periode 2004-2009 itu dinyatakan bebas. Makanya, massa menuntut agar Obednego yang diberhentikan dan enam anggota DPRD yang sempat di PAW dikembalikan pada jabatannya," katanya.
Ia mengatakan, pendudukan kantor bupati Mamasa tidak menghambat roda pemerintahan di daerah hasil pemekaran Kabupaten Polman.
"Para pegawai masih bekerja normal seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada yang terhambat," katanya.
I Made menyampaikan, jumlah personel yang dilibatkan saat ini bertambah, terdiri atas anggota Bragade Mobil (Brimob) Polda Sulselbar sebanyak satu kompi atau setara 130 orang.
Selain itu, kata dia, ada pula bantuan personel dari Polres Polewali Mandar, Polres Majene, Polres Mamasa dan Polres Mamuju Utara.
Selain itu, kata dia, dukungan bantuan pengamanan dari aparat TNI, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) berjumlah 100 personel, dan ada anggota Polres Mamasa yang jumlahnya sekitar 240 orang.
"Jadi, total aparat yang bertugas melakukan pengamanan telah menjadi 700 kekuatan," demikian AKBP I Made Suardana.
Sumber : Antara News
0 komentar:
Posting Komentar